Selasa, 17 Januari 2023

Pengertian Power Amplifier (Penguat Daya) dan Kelas-kelasnya


Pengertian Power Amplifier (Penguat Daya) dan Kelas-kelasnya – Power Amplifier atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Penguat Daya adalah sebuah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memperkuat atau memperbesar sinyal masukan. Di dalam bidang Audio, Power Amplifier akan menguatkan sinyal suara yang berbentuk analog dari sumber suara (Input) menjadi sinyal suara yang lebih besar (Output). Sumber sinyal suara yang dimaksud tersebut dapat berasal dari alat-alat Tranduser seperti Mikrofon yang dapat mengkonversikan energi suara menjadi sinyal listrik ataupun Optical Pickup CD yang mengkonversikan getaran mekanik menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik yang berbentuk sinyal AC tersebut kemudian diperkuat arus (I) dan tegangannya (V) sehingga menjadi Output yang lebih besar. Besaran penguatannya ini sering disebut dengan istilah gain.

Gain yang biasanya dilambangkan dengan G dengan satuan decibel (dB) ini merupakan hasil bagi dari daya di bagian Output (Pout) dengan daya di bagian inputnya (Pin) dalam bentuk-bentuk frekuensi listrik AC. Bentuk Rumusnya adalah sebagai berikut :

G = 10log (Pout/Pin)

Dimana :

G = Gain dalam satuan dB
Pout = Power atau daya pada bagian Output
Pin = Power atau daya pada bagian Input

Untuk lebih jelas mengenai Gain yang dalam bentuk satuan Desibel, anda dapat membaca di artikel : Pengertian Desibel (Decibel) dan cara menghitungnya.

Sinyal listrik yang dihasilkan oleh tranduser input umumnya sangat kecil yaitu sekitar beberapa milivolt atau bahkan hanya beberapa microvolt. Oleh karena itu, sinyal listrik tersebut harus diperkuat agar dapat menggerakan atau mengoperasikan perangkat tranduser Output seperti Speaker (atau perangkat-perangkat Output lainnya). Pada penguat sinyal kecil (Small Signal Amplifier), faktor utama adalah penguatan linearitas dan memperbesar gain. Karena Tegangan sinyal dan Arus yang kecil, jumlah kapasitas penanganan daya efisiensi daya menjadi penting untuk diperhatikan.

Sedangkan Penguat Daya (Power Amplifier) atau Penguat Sinyal Besar adalah jenis penguat yang memberikan daya yang cukup untuk dapat menggerakan Speaker atau perangkat listrik lainnya. Umumnya, daya yang dihasilkan adalah beberapa watt hingga puluhan watt dan bahkan hingga ratusan watt.

Selain faktor penguatan yang disebut dengan Gain ini, Suatu istilah yang sering kita temukan pada Power amplifier adalah tingkat fidelitas (Fidelity). Sebuah Amplifier atau Penguat Daya dikatakan memiliki fidelitas tinggi (High Fidelity) apabila menghasilkan sinyal keluaran (output) yang bentuknya persis sama dengan sinyal masukan (input). Perbedaannya hanya pada tingkat penguatan pada amplitudo atau tegangannya saja. Jadi dengan kata lain, yang dimaksud dengan fidelitas adalah kemiripan bentuk keluaran hasil replika terhadap sinyak masukan.

Ada Satu lagi faktor penting dalam penguat daya yang harus diperhatikan, yaitu faktor efisiensi. Yang dimaksud dengan Efisiensi pada penguat daya adalah efisiensi daya dari sebuah penguat yang dinyatakan dengan besaran rasio atau persentasi dari Output Daya dengan Input Daya. Sebuah Power Amplifier atau Penguat Daya dikatakan memiliki efisiensi tinggi atau 100% efisiensinya apabila tidak terjadi kehilangan daya pada proses penguatannya.

Jenis atau Kelas-kelas Power Amplifier (Penguat Daya)

Salah satu cara untuk mengklasifikasikan jenis-jenis Power Amplifier atau Penguat Daya adalah dengan cara pembagian “KELAS” pada Power Amplifier. Pada umumnya, Kelas Amplifier yang sering digunakan dapat dibagi menjadi Kelas A, Kelas AB, Kelas B, Kelas C dan Kelas D. Berikut ini adalah penjelasan singkat dengan Kelas-kelas Penguat Daya tersebut.




Penguat Daya Kelas A (Class A Power Amplifier)


Penguat Kelas A merupakan Kelas Penguat yang desainnya paling sederhana dan paling umum digunakan. Seperti namanya yaitu Kelas A yang artinya adalah Kelas terbaik, penguat Kelas A ini memiliki tingkat distorsi sinyal yang rendah dan memiliki liniearitas yang tertinggi dari semua kelas penguat lainnya.

Umumnya, Penguat Kelas A menggunakan transistor single (transistor bipolar, FET, IGBT) yang terhubung secara konfigurasi Common Emitter (Emitor Bersama). Letak titik kerja (titik Q) berada di pusat kurva karakteristik atau berada pada setengah Vcc (Vcc/2) dengan tujuan untuk mengurangi distori pada saat penguatan sinyal. Penguat Kelas A ini menguat sinyal Input satu gelombang penuh atau 360°.

Untuk mencapai Linearitas dan Gain yang tinggi, Amplifier Kelas A ini mengharuskan Transistor dalam keadaan aktif selama siklus AC. Hal ini menyebabkan pemborosan dan pemanasan yang berlebihan sehingga menyebabkan ketidakefisienan. Efisiensi Penguat/Amplifier kelas A ini hanya berkisar sekitar 25% hingga 50%.

Penguat Daya Kelas B (Class B Power Amplifier)

Penguat Kelas B sedikit berbeda dari Penguat Kelas A. Penguat ini dibuat menggunakan dua perangkat aktif yang melakukan setengah dari siklus yang sebenarnya, yaitu 180 derajat dari siklus. Dua perangkat menyediakan penggerak arus gabungan untuk beban.



Pada gambar di atas, konfigurasi penguat Kelas B Ideal telah ditunjukkan. Ini terdiri dari dua perangkat aktif yang bias satu per satu selama setengah siklus positif dan negatif dari gelombang sinusoidal dan dengan demikian sinyal didorong atau ditarik ke tingkat yang diperkuat dari sisi positif dan negatif dan menggabungkan hasilnya, kami mendapatkan siklus lengkap di seluruh output . 

Setiap perangkat dihidupkan atau menjadi aktif setengah dari siklus, dan karena ini efisiensi meningkat, dibandingkan dengan efisiensi 25- 30% penguat Kelas A, ini memberikan efisiensi lebih dari 60% secara teoritis. Kita dapat melihat grafik sinyal input dan output masing-masing perangkat pada gambar di bawah ini. Efisiensi tidak lebih dari 78% untuk penguat Kelas B. Disipasi panas diminimalkan di kelas ini menyediakan ruang heat sink yang rendah.

Namun, kelas ini juga memiliki keterbatasan. Keterbatasan yang sangat mendalam dari kelas ini adalah distorsi crossover. Karena dua perangkat menyediakan masing-masing setengah dari gelombang sinusoidal yang digabungkan dan digabungkan di seluruh output, ada ketidakcocokan (cross over) di wilayah, di mana dua bagian digabungkan. 

Ini karena ketika satu perangkat menyelesaikan setengah siklus, yang lain perlu menyediakan daya yang sama hampir pada saat yang sama ketika yang lain menyelesaikan pekerjaan. Sulit untuk memperbaiki kesalahan ini di penguat kelas A karena selama perangkat aktif perangkat lain tetap sama sekali tidak aktif. Kesalahan memberikan distorsi pada sinyal output. Karena keterbatasan ini, ini adalah kegagalan besar untuk aplikasi penguat audio presisi.


Penguat Daya Kelas AB (Class AB Power Amplifier)

Pendekatan alternatif untuk mengatasi distorsi cross-over, adalah dengan menggunakan penguat AB. Penguat kelas AB menggunakan sudut konduksi menengah dari Kelas A dan B, sehingga kita dapat melihat properti penguat Kelas A dan Kelas B pada topologi penguat kelas AB ini. Sama seperti kelas B, ia memiliki konfigurasi yang sama dengan dua perangkat aktif yang melakukan selama setengah dari siklus secara individual tetapi masing-masing perangkat bias berbeda sehingga itu tidak sepenuhnya OFF selama momen yang tidak dapat digunakan (momen crossover). 

Setiap perangkat tidak meninggalkan konduksi segera setelah menyelesaikan setengah dari bentuk gelombang sinusoida, sebaliknya membentuk sejumlah kecil input pada setengah siklus lainnya. Dengan menggunakan teknik bias ini, ketidakcocokan crossover selama zona mati berkurang secara dramatis.



Namun dalam konfigurasi ini, efisiensi berkurang karena linearitas perangkat terganggu. Efisiensi tetap lebih dari efisiensi penguat Kelas A biasa tetapi kurang dari sistem penguat Kelas B. Juga, dioda harus dipilih dengan hati-hati dengan peringkat yang sama persis dan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan perangkat output. Dalam beberapa konstruksi rangkaian , perancang cenderung menambahkan resistor bernilai kecil untuk memberikan arus diam yang stabil di seluruh perangkat untuk meminimalkan distorsi di seluruh output.


Penguat Daya Kelas C (Class C Power Amplifier)

Amplifier atau Penguat Kelas C ini menguatkan sinyal input kurang dari setengah gelombang (kurang dari 180°) sehingga distorsi pada Outputnya menjadi sangat tinggi. Namun Efisiensi daya pada penguat kelas C ini sangat baik yaitu dapat mencapai efisiensi daya hingga 90%. Penguat Kelas C ini sering digunakan pada aplikasi khusus seperti Penguat pada pemancar Frekuensi Radio dan alat-alat komunikasi lainnya.



Penguat Daya Kelas D (Class D Power Amplifier)

Penguat daya kelas D ini menggunakan penguatan dalam bentuk pulsa atau biasanya disebut dengan teknik Pulse Width Modulation (PWM), dimana lebar pulsa ini proposional terhadap amplitudo sinyal input yang pada tingkat akhirnya sinyal PWM akan menggerakan transistor switching ON dan OFF sesuai dengan lebar pulsanya. Secara teoritis, Penguat kelas D dapat mencapai efisiensi daya hingga 90% hingga 100% karena transistor yang menangani penguatan daya tersebut bekerja sebagai Switch Binary yang sempurna sehingga tidak terjadi pemborosan waktu saat transisi sinyal dan juga tidak ada daya yang diboroskan saat tidak ada sinyal input. Transistor yang digunakan untuk Amplifier kelas D ini umumnya adalah transistor jenis MOSFET. Suatu Penguat Kelas D umumnya terdiri dari sebuah generator gelombang gigi gergaji, Komparator, Rangkaian Switch dan sebuah Low Pass Filter.


Meskipun dapat menghasilkan efisiensi daya yang tinggi, Penguat Kelas D ini memerlukan sumber catu daya yang stabil dan respon frekuensi tingginya sangat tergantung pada impedansi Speaker (Pengeras Suara).

Power Amplifier Kelas E

Penguat kelas E pertama kali dipublikasikan oleh pasangan ayah dan anak Nathan D dan Alan D Sokal tahun 1972. Dengan struktur yang  mirip seperti penguat kelas C, penguat kelas E memerlukan rangkaian resonansi L/C dengan transistor yang hanya bekerja kurang dari setengah duty cycle. Bedanya, transistor kelas C bekerja di daerah aktif (linier). Sedangkan pada penguat kelas E, transistor bekerja sebagai switching transistor seperti pada penguat kelas D. Biasanya transistor yang digunakan adalah transistor jenis FET. Karena menggunakan transistor jenis FET (MOSFET/CMOS), penguat ini menjadi efisien dan cocok untuk aplikasi yang memerlukan drive arus yang besar namun dengan arus input yang sangat kecil. Bahkan dengan level arus dan tegangan logikpun sudah bisa membuat transitor switching tersebut bekerja. Karena dikenal efisien dan dapat dibuat dalam satu chip IC serta dengan disipasi panas yang relatif kecil, penguat kelas E banyak diaplikasikan pada peralatan transmisi mobile semisal telepon genggam. Di sini antena adalah bagian dari rangkaian resonansinya.

Power Amplifier Kelas G

Kelas G tergolong penguat analog yang tujuannya untuk memperbaiki efesiensi dari penguat kelas B/AB. Pada kelas B/AB, tegangan supply hanya ada satu pasang yang sering dinotasikan sebagai +VCC dan –VEE misalnya +12V dan –12V (atau ditulis dengan +/-12volt). Pada penguat kelas G, tegangan supply dibuat bertingkat. Terutama untuk aplikasi yang membutuhkan power dengan tegangan yang tinggi, agar efisien tegangan supplynya ada 2 atau 3 pasang yang berbeda. Misalnya ada tegangan supply +/-70 volt, +/-50 volt dan +/-20 volt. Konsep rangkaian Power Amplifier kelas G seperti pada gambar 1- 30. Sebagai contoh, untuk alunan suara yang lembut dan rendah, yang aktif adalah pasangan tegangan supply +/-20 volt. Kemudian jika diperlukan untuk mendrive suara yang keras, tegangan supply dapat diswitch ke pasangan tegangan supply maksimum +/-70 volt.


Gambar Konsep Penguat Kelas G

Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/power-amplifier-kelas-e-g-h-dan-t/
Copyright © Elektronika Dasar


Power Amplifier Kelas H 

Konsep penguat kelas H sama dengan penguat kelas G dengan tegangan supply yang dapat berubah sesuai kebutuhan. Hanya saja penguat kelas H, tinggi rendahnya tegangan supply dirancang agar lebih linier tidak terbatas hanya ada 2 atau 3 tahap saja. Tegangan supply mengikuti tegangan output dan lebih tinggi hanya beberapa volt. Penguat kelas H ini cukup kompleks, namun akan menjadi sangat efisien.

Power Amplifier Kelas T

Penguat kelas T bisa jadi disebut sebagai penguat digital. Tripath Technology membuat desain digital amplifier dengan metode yang mereka namakan Digital Power Processing (DPP). Mungkin terinspirasi dari Power Amplifier kelas D, rangkaian akhirnya menggunakan konsep modulasi PWM dengan switching transistor serta filter. Pada penguat kelas D, proses dibelakangnnya adalah proses analog. Sedangkan pada penguat kelas T, proses sebelumnya adalah manipulasi bit-bit digital. Di dalamnya ada audio prosesor dengan proses umpanbalik yang juga digital untuk koreksi waktu tunda dan fasa.

Read more at: https://elektronika-dasar.web.id/power-amplifier-kelas-e-g-h-dan-t/
Copyright © Elektronika Dasar

Minggu, 17 Oktober 2021

MENGEVALUASI KESESUAIAN HASIL PRODUK DENGAN RANCANGAN

 1.      Pengertian Evaluasi Produk

 

Sebuah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi tentu harus melakukan evaluasi terhadap produknya sebelum diluncurkan ke pasaran.Untuk menghasilkan barang yang bermutu,perusahaan harus menentukan standar kualitas secara jelas.Pentingnya melakukan evaluasi produk agar perusahaan bisa memantau setiap kerusakan produk kemudian dicari penyebabnya dan segera dilakukan perbaikan.

 

Evaluasi produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang akan dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir,diperbaiki,dimodifikasi,ditingkatkan atau dihentikan

Adapun factor yang biasa dipakai dalam mengevaluasi kepuasan produksi manufaktur menurut Garvin dalam Lovelock (1994),antara lain meliputi aspek sebagai berikut :


a.         Reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.Dalam hal ini konsumen melihat kinerja ( performance ) karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli.

b.         Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan ( features ) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap yang merupakan fasilitas tambahan yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan pengembangan.

c.         Kehandalan ( reliability ),yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal digunakan.Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam waktu tertentu dibawah kondisi tertentu.

d.         Kesesuaian dengan spesifikasi ( conformance to specification ),yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

e.         Daya tahan ( durability ) berakaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan.Biasanya karakteristik ini berhubungan dengan ukuran masa pakai suatu produk

f.          Kemampuan pelayanan (serviceability),merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi,kenyamanan,mudah direspirasi serta penanggulangan keluahan yang memuaskan.

g.         Estetika ( estebility ) merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan pribadi.

h.         Kualitas yang dirasakan ( perceived quality ) bersifat subjektif,berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk tersebut seperti meningkatkan harga diri,biasanya merupakan karakteristik yang berhubungan dengan reputasi.

2.      Penentuan Kualitas Produk dan Pengendalian Mutu Produk

Adapun standar dari kualitas suatu produk ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a.      Kualitas produk pesaing

Minimal perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang sama dengan pesaingbahkan sedapat mungkin lebih baik dari produk pesaing.

b.      Manfaat akhir dari produk

Apakah produk tersebut sebagai produk akhir atau produk perantara untuk diproduksi lebih lanjut

c.       Keseimbangan antara harga dan kualitas

Perusahaan harus menyesuaikan harga jual dengan kualitas produk.Konsumen tidak akan segan membeli dengan harga tinggi,bila kualitas dari produk yang dibelinya memang terjamin atau berkualitas super.

Pengendalian mutu terhadap produk tentu sangat diperlukan.Pengendalian mutu atau quality control adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal-hal yang berkaitan dengan produksi.ISO 9000 mendefinisikan pengendalian mutu sebagai “Bagian dari manajemen kualitas yang berfokus pada pemenuhan standar kualitas suatu produk”.

3.  Pendekatan Pengendalian Kualitas Produk

Pengendalian kualitas bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan,baik bahan,tenaga,waktu maupun kualitas barang jadi serta untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya,pada saat maupun setelah proses produksi.Pengedalian kualitas umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu sebagai berikut:

a.      Pendekatan Masukan

Kualitas suatu produk akhir sangat ditentukan oleh kualitas masukan ( input) produksi,baik bahan baku atau pendukung,tenaga kerja,maupun peralatan produksi yang digunakan.Pengendalian kualitas berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang sangat ketat terhadap spesifikasi bahan baku diperiksa secara cermat,tenaga kerja yang digunakan diseleksi secara ketat serta fasilitas atau perlengkapan produksi dipilih secara cermat.

 

b.      Pendekatan Proses

Pendekatan ini dilakukan melalui pengendalian yang ketat terhadap standar proses produksi yang dijalankan.Sebelum melakukan proses produksi setiap pekerja terlebih dahulu diberikan pedoman pelaksanaan proses produksi yang harus mereka pahami dengan baik sehingga mereka bekerja sesuai pedoman.Di samping itu setiap pekerja berusaha untuk meminimalisasi penyimpangan dan setiap kerusakan peralatan produksi segera diperbaiki.

c.       Pendekatan Keluaran

Pendekatan ini dilakukan dengan melihat kesesuaian produk akhir dengan pesanan atau standar yang telah ditetapkan,yaitu dengan melihat dan memeriksa sampel produk.Di samping itu pengendalian dengan pendekatan ini juga dilakukan terhadap fasilitas penyimpangan produk akhir,setiap produk akhir ( keluara ) akan diperiksa untuk melihat kesesuiaannya dengan standar yang telah ditetapakan sebelumnya yaitu yang disebut dengan sampel produk.

 

4.  Manfaat Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas bagi perusahaan memiliki manfaat sebagai berikut:

a.   Tercapainya efesiensi,dikarenakan tidak ada pemborosan bahan baku atau pendukung,waktu dan tenaga kerja.

b.      Menekan biaya,sehingga biaya rata-rata dan harga jual menjadi rendah.

c.       Meningkatkan penjualan,disamping karena harga jual relative rendah juga kerena kualitas barang yang terjamin.

d.      Manfaat bagi konsumen adalah konsumen merasa puas karena memperoleh barang/produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

5.  Langkah Melakukan Evaluasi Kualitas Produk

Berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan evaluasi produk,antara lain :

a. Evaluasi pada kualitas produk,yai41tu dengan melakukan pengendalian mutu atau quality control,mencari cacat produk dan segera melakukan perbaikan.Pengendalian kualitas produk dilakukan yaitu dengan cara mengidentifikasi kerusakan produk,mencari penyebab kerusakan dan usaha untuk melakukan perbaikan. Perusahaan perlu menentukan standar kerusakan produk maksimal dua persen.

b. Evaluasi terhadap persepsi karyawan.Mengevaluasi persepsi karyawwan dan para manajer terhadap kualitas juga mengevaluasi tingkat komitmen para karyawan dan manajer terhadap kualitas.

c.     Evaluasi tingkat kerusakan produk.Evaluasi ini dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya kerusakan,seperti kualitas bahan yng digunakan tidak sesaui dengan standar,keteledoran karyawan yang disebabkan kurangnya pengawasan atau mesin yang sudah tidak layak pakai.

     Setelah diperoleh hasil dari analisis tersebut dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap strategi bisnis perusahaan yang telah mecanangkan kebijakan mutu barang yang dihasilkan oleh perusahaan,termasuk kebijakan tingkat kerusakan barang.

Minggu, 10 Oktober 2021

Menganalisis Perencanaan Produksi Massal

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Kegiatan menambah dayaguna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa, sedangkan kegiatan menambah dayaguna sebuah benda dengan mengubah sifat dan bentuknya disebut produksi barang.   

Produksi  massal  adalah  nama  yang  diberikan  kepada  sebuah  metode memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya  yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam jumlah yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama.

Menurut Amstrong dan kotler (2009)Mass Production atau produksi massal adalah kemampuan untuk menyediakan produk dalam skala masal yang didesain secara individual dan dikomunikasikan untuk dipertemukan dengan kebutuhan setiap pelanggan.

Produksi masal biasanya terdiri atas :

  1. Bangunan pabrik
Description: Hasil gambar untuk bangunan pabrik
  • Peralatan (equipment)
Description: Hasil gambar untuk peralatan pabrik
  • Perkakas (tools)
Description: Hasil gambar untuk perkakas pabrik adalah
  1. Ciri-ciri utama produksi masal :
    a. Adanya standard yang jelas dalam proses produks
    b. Memiliki mesin yang bisa memproduksi secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak.
    c. Semua alur produksi bisa berjalan seimbang.
    d. Waktu produksi reatif singkat.
    e. Dalam penggunaan bahan baku sudah berjalan secara otomatis
    d.Kemudahan dalam, kontrol produksi
  2. Keuntungan dan kekurangan produksi masal
    1. Keuntungan :
    – Akurasi dan otomatisasi tinggi
    – Kurang biaya tenaga kerja
    – Tingkat produksi cepat
    – Biaya per unit murah
    2. Kekurangan :
    – Sumber daya yang terbuang (jika ada kesalahan pada mesin atau kesalahan desain produk)
    – Tidak ada jaminan (tidak ada jaminan produk akan seluruhnya terjual)
    – Ada biaya bahan baku tambahan untuk merancang desain produk
    – Kurang beragam
    – Memerlukan banyak investasi untuk membeli mesin
  • Penerapan Produksi Massal

Perusahaan yang ingin bertahan di era kompetisi yang sengit harus mempunyai produk berkualitas dengan harga yang bersaing hal ini disebut ecomomic scale atau skala ekonomi, semakin baik perusahaan menciptakan produk dengan skala ekonomis, semakin kuat bersaing di pasaran. Untuk mendapat harga yang baik perusahaan biasanya menekan biaya produksi dengan cara :

  1. Mengurangi biaya bahan baku dengan membeli bahan baku dengan jumlah besar untuk mendapatkan potongan harga
  2. Membeli mesin-mesin yang lebih canggih dengan tingkat efisiensi tinggi
  3. Menambah kapasitas produksi

Dalam melakukan kegiatan produksi dan operasi yang efektif dapat dilakukan dengan cara :

  1. Mengurangi biaya produksi
  2. Meningkatkan mutu/kualitas produk
  3. Segera merespon permintaan
  4. Memungkinkan inovasi produk
  5. Mempercepat produksi produk
  6. Rancangan Produksi Massal

Terdapat  5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:

1.  Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar  dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2.  Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3.  Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,

menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4.  Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5.  Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Proses produksi masal pada umumnya memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan produk sebelumnya, sehingga proses ini sering disebut sebagai repetitive process. Tahapan produksi masal yaitu :

  1. Perencanaan Produksi masal

Perencanaan adalah tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai dengan periode dan waktu yang direncanakan. Perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian mengenai pekerja, bahan,mesin, dan peralatan serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang dengan suatu metode tertentu sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dalam penyusunan proses produksi masal harus memperhatikan :

  1. Karakter produk itu sendiri
  2. Tingkat kesulitan produk itu sendiri
  3. Banyaknya permintaan
  4. Komponen dan bahan yang harus disipakan
  5. Tata cara urutan pengerjaan produk, pembagian kerja dan lamanya pekerjaan
  6. Biaya produksi yang diperlukan

Perencanaan produksi memiliki tujuan sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi dan sebagai masukan rencana sumberdaya.

Rancangan produksi masal yang biasanya dikerjakan perusahaan yaitu :

  1. Mengidentifikasi produk yang akan dibuat
  2. Mengidentifikasi alat (mesin) dan bahan yang dibutuhkan
  3. Mengidentifikasi tenaga kerja dan soft skill
  4. Menyusun urutan kerja, pembagian kerja, perintah kerja, dan target waktu pengerjaan
  5. Menyusun/menata denah/lokasi atau pengerjaan produk
  6. Menyiapkan alat dan bahan terkait
  7. Memulai proses produksi sesuai standard an proseur yang telah ditetapkan
  8. Memperhatikan keselamatan dan standar kerja
  9. Memulai sesuai alur kerja dari awal sampai akhir
  10. Mengemas produkakhir

Proses persiapan alur atau skema/bagan dalam produksi masal terdiri atas kegiatan :

  1. Penjadwalan waktu; Berapa lama waktu yang dikerjakan untuk menyelesaikan produk tersebut
  2. Pemilihan peralatan; Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat produk tersebut
  3. Pengerjaan dengan perkakas; Cara, strategi dan metode pengerjaan produk tersebut seperti apa, bagaimana metodenya
  4. Mobilisasi personalia; Berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan dan bagaimana cara kerjanya
  5. Pembelian material; Menyiapkan bahan baku dan pendukungnyaserta bahannya seperti apa, bagaimana kriteria bahan bakunya
  6. Pembagian pekerjaan; Pembagian kerja setiap bagian/orang dan berapalama waktu yang dibutuhkan serta tahapan perakitan produknya bagaimana

Perencanaan produksi dan pengontrolan (Production planning and controlling)

a.  Routing

Routing adalah menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir. Di dalam menentukan urutan-urutannya, harus sudah termasuk penyusunan alat-alat yang akan dipergunakan.

b.  Scheduling

Scheduling adalah menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi proses produksi yang disenergikan sebagai suatu kesatuan. Dari scheduling, nantinya akan dapat diketahui dan diawasi penggunaan waktu pada setiap saat pemrosesan produksi, sesuai dengan urutan-urutannya.

c.  Dispatching

Dispatching adalah menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk mulai melaksanakan operasi proses produksi yang sudah direncanakan di dalam routing dan scheduling.

d.  Follow-up

Follow-up adalah menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan operasi proses produksi.

  • Tahap perencanaan produksi masal :
  1. Tahap desain awal

Pada tahap ini suatu perusahaan sudah menentukan desain awal produk yang berupa desain spesifikasi dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk yang dibuat nantinya.

  • Tahap desain produk

Pada tahap ini perusahaan sudah dapat menentukan design dari suatu produk yang dapat berupa gambaran dari produk tersebut seperti bentuk, warna, ukuran, dan lainnya dengan tepat.

Description: Hasil gambar untuk contoh desain produk mobil
  • Tahap cara pembuatan

Pada tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan harus menentukan urutan proses pembuatan suatu barang, tempat untuk bekerja yang tepat, dan segala macam peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang tersebut

Description: 6-infographic-TireManufacturingProcess-140303
  • Tahap pembuatan

Pada tahap ini perusahaan mulai memproduksi barang yang diinginkan dan memodifikasi lebih lanjut barang yang sedang dibuat tersebut. Proses pembuatan barang harus disesuaikan dengan design, memiliki kualitas yang terbaik, dan peralatan mesin yang tersedia.

Description: Hasil gambar untuk pabrik pembuatan komputer

Minggu, 03 Oktober 2021

Bahaya Listrik dan Pencegahannya

Bahaya Listrik | Listrik adalah energi yang banyak dipakai baik dikilang, maupun dilingkungan perumahan. Energi listrik ini didapatkan dari adanya gerakan perpindahan partikel-partikel bermuatan atau bila ada gerakan relative antara penghantar dan medan magnit yang akan menimbulkan tegangan pada penghantar itu, dan tegangan listrik inilah yang kemudian didistribusikan ke pemakai.


Bahaya - bahaya dari listrik


Bahaya Listrik | Energi listrik jelas dibutuhkan pada saat ini, tetapi selain memberikan manfaat juga mempunyai potensi yang dapat membahayakan peralatan dan kita sendiri seperti :


Kebakaran

Energi listrik menimbulkan panas, dan apabila panas ini berlebihan mengakibatkan isolasi dari kabel listrik menjadi rusak yang bahkan akan timbul api yang dapat menjadi kebakaran. Kita tahu bahwa kilang PT Badak adalah kilang pencairan gas alam yang punya resiko terjadinya kebocoran gas yang mengarah kepusat-pusat distribusi listrik (MCC) atau terminal-terminal listrik yang bisa berakibat kebakaran / peledakan yang diakibatkan adanya potensi terjadinya percikan api .


Peledakan

Pusat-pusat distribusi listrik seperti di SWGR & MCC semua breaker / kontaktor sudah dirancang untuk dapat mengatasi jika terjadinya kelebihan beban ataupun short circuit. Tetapi oleh sesuatu hal dapat terjadi ledakan pada breaker kontaktor ini yang disebabkan oleh cara pengoperasian yang salah , misalnya :


Breaker/kontaktor motor di MCC 4160 Volt ini jenisnya tidak boleh di Switch Off pada keadaan masih ada beban ( Do not open under load).


Radiasi

Unit-unit pembangkit listrik (generator) atau distribusi listrik tegangan tinggi sudah pasti ada radiasi yang diakibatkan oleh arus induksi dari kawat penghantarnya.


Sampai saat ini efek radiasi listrik terhadap sel-sel penting dalam tubuh manusia masih diperdebatkan oleh para pakar kelistrikan apakah berbahaya atau tidak.


Kematian

Jika seseorang terkena sengatan arus listrik, maka orang itu hanya mampu bertahan sekitar + 3 menit dengan besarnya arus listrik yang mengalir ditubuhnya sebesar 0.40 Ampere, kemudian tidak dapat ditolong lagi / meninggal .


Bahaya Listrik | Pencegahan dan penanggulangannya :


Kebakaran :

Yakinkan isolasi kabel tidak terkelupas / pecah atau sambungan terminal tidak kendor yang bisa berakibat terjadinya percikan bunga api. Jika mendapati hal-hal yang demikian segera laporkan dan dibuatkan MWO untuk perbaikan.

Apabila menjalankan salah satu motor , kemudian motor tersebut trip kembali sebaiknya hanya kita lakukan maximum 2 kali untuk meresetnya dan segera kita informasikan E/S Crew untuk mengecek / memperbaikinya.

Apabila terjadi kebakaran segera isolasi daerah yang terkena dan gunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai untuk memadamkannya.

Peledakan :

Yakinkan dulu jenis breaker / kontaktor yang akan kita switch off dan apabila dikehendaki harus menyetop dulu motor nya dari breaker / kontaktornya.


Radiasi :

Menurut pakar kelistrikan yang setuju bahaya radiasi listrik , batas aman bagi kita pada jarak + 3 meter dan berada selama 4 jam terus menerus pada lingkungan yang terjangkau radiasi.


Kematian :

Jangan mencoba memegang kabel listrik terbuka, jika kabel itu masih dialiri listrik.

Harus mematikan sumber arus listriknya apabila ada Maintenance Crew akan bekerja pada peralatan listrik. (Lo-To)

Tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan terkena sengatan listrik:


Jika mungkin putuskan aliran listrik.

Apabila aliran listrik tidak dapat diputuskan, gunakan potongan kayu atau tali untuk memindahkan sikorban kecelakaan.

Bila pernapasan korban terhenti berikanlah penapasan buatan dan bila jantungnya berhenti lakukan pijatan kearah jantung dan lanjutkan tindakan ini sampai bantuan kesehatan datang.

Minta bantuan seseorang untuk mendapatkan bantuan pertolongan pertama dokter / ambulance.

Bahaya Listrik | Telah kita sadari bersama bahwa semua jenis pekerjaan mempunyai resiko terjadinya kecelakaan yang dapat merusakkan peralatan dan bahkan melayangnya jiwa seseorang, oleh sebab itu mengetahui sebab dan akibat serta bahaya yang ditimbulkan dari suatu system atau peralatan sangatlah diperlukan.


Sebelum bekerja persiapkan hal-hal sebagai berikut:


Siapkan alat kerja yang kondisinya baik dan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

Periksa lokasi tempat kerja apakah terdapat bahaya yang mengancam keselamatan para pekerja dan kemungkinan kerusakan pada peralatan.

Pergunakan peralatan perlindungan diri yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

Lakukan pembinaan team work yang baik agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar.

Lakukan safety talk yang tujuannya agar para pekerja terhindar dari kecelakaan.

Semoga Bermanfaat, Salam Safety!