Minggu, 17 Oktober 2021

MENGEVALUASI KESESUAIAN HASIL PRODUK DENGAN RANCANGAN

 1.      Pengertian Evaluasi Produk

 

Sebuah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi tentu harus melakukan evaluasi terhadap produknya sebelum diluncurkan ke pasaran.Untuk menghasilkan barang yang bermutu,perusahaan harus menentukan standar kualitas secara jelas.Pentingnya melakukan evaluasi produk agar perusahaan bisa memantau setiap kerusakan produk kemudian dicari penyebabnya dan segera dilakukan perbaikan.

 

Evaluasi produk adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang akan dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir,diperbaiki,dimodifikasi,ditingkatkan atau dihentikan

Adapun factor yang biasa dipakai dalam mengevaluasi kepuasan produksi manufaktur menurut Garvin dalam Lovelock (1994),antara lain meliputi aspek sebagai berikut :


a.         Reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.Dalam hal ini konsumen melihat kinerja ( performance ) karakteristik operasi pokok dari produk inti yang dibeli.

b.         Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan ( features ) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap yang merupakan fasilitas tambahan yang menambah fungsi dasar berkaitan dengan pilihan pengembangan.

c.         Kehandalan ( reliability ),yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal digunakan.Berkaitan dengan kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam waktu tertentu dibawah kondisi tertentu.

d.         Kesesuaian dengan spesifikasi ( conformance to specification ),yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

e.         Daya tahan ( durability ) berakaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan.Biasanya karakteristik ini berhubungan dengan ukuran masa pakai suatu produk

f.          Kemampuan pelayanan (serviceability),merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi,kenyamanan,mudah direspirasi serta penanggulangan keluahan yang memuaskan.

g.         Estetika ( estebility ) merupakan karakteristik yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan pribadi.

h.         Kualitas yang dirasakan ( perceived quality ) bersifat subjektif,berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk tersebut seperti meningkatkan harga diri,biasanya merupakan karakteristik yang berhubungan dengan reputasi.

2.      Penentuan Kualitas Produk dan Pengendalian Mutu Produk

Adapun standar dari kualitas suatu produk ditetapkan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a.      Kualitas produk pesaing

Minimal perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang sama dengan pesaingbahkan sedapat mungkin lebih baik dari produk pesaing.

b.      Manfaat akhir dari produk

Apakah produk tersebut sebagai produk akhir atau produk perantara untuk diproduksi lebih lanjut

c.       Keseimbangan antara harga dan kualitas

Perusahaan harus menyesuaikan harga jual dengan kualitas produk.Konsumen tidak akan segan membeli dengan harga tinggi,bila kualitas dari produk yang dibelinya memang terjamin atau berkualitas super.

Pengendalian mutu terhadap produk tentu sangat diperlukan.Pengendalian mutu atau quality control adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal-hal yang berkaitan dengan produksi.ISO 9000 mendefinisikan pengendalian mutu sebagai “Bagian dari manajemen kualitas yang berfokus pada pemenuhan standar kualitas suatu produk”.

3.  Pendekatan Pengendalian Kualitas Produk

Pengendalian kualitas bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan,baik bahan,tenaga,waktu maupun kualitas barang jadi serta untuk memperbaiki kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi sebelumnya,pada saat maupun setelah proses produksi.Pengedalian kualitas umumnya dilakukan dengan menggunakan tiga pendekatan yaitu sebagai berikut:

a.      Pendekatan Masukan

Kualitas suatu produk akhir sangat ditentukan oleh kualitas masukan ( input) produksi,baik bahan baku atau pendukung,tenaga kerja,maupun peralatan produksi yang digunakan.Pengendalian kualitas berdasarkan pendekatan masukan adalah pengendalian dengan cara menetapkan standar yang sangat ketat terhadap spesifikasi bahan baku diperiksa secara cermat,tenaga kerja yang digunakan diseleksi secara ketat serta fasilitas atau perlengkapan produksi dipilih secara cermat.

 

b.      Pendekatan Proses

Pendekatan ini dilakukan melalui pengendalian yang ketat terhadap standar proses produksi yang dijalankan.Sebelum melakukan proses produksi setiap pekerja terlebih dahulu diberikan pedoman pelaksanaan proses produksi yang harus mereka pahami dengan baik sehingga mereka bekerja sesuai pedoman.Di samping itu setiap pekerja berusaha untuk meminimalisasi penyimpangan dan setiap kerusakan peralatan produksi segera diperbaiki.

c.       Pendekatan Keluaran

Pendekatan ini dilakukan dengan melihat kesesuaian produk akhir dengan pesanan atau standar yang telah ditetapkan,yaitu dengan melihat dan memeriksa sampel produk.Di samping itu pengendalian dengan pendekatan ini juga dilakukan terhadap fasilitas penyimpangan produk akhir,setiap produk akhir ( keluara ) akan diperiksa untuk melihat kesesuiaannya dengan standar yang telah ditetapakan sebelumnya yaitu yang disebut dengan sampel produk.

 

4.  Manfaat Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas bagi perusahaan memiliki manfaat sebagai berikut:

a.   Tercapainya efesiensi,dikarenakan tidak ada pemborosan bahan baku atau pendukung,waktu dan tenaga kerja.

b.      Menekan biaya,sehingga biaya rata-rata dan harga jual menjadi rendah.

c.       Meningkatkan penjualan,disamping karena harga jual relative rendah juga kerena kualitas barang yang terjamin.

d.      Manfaat bagi konsumen adalah konsumen merasa puas karena memperoleh barang/produk yang berkualitas dengan harga yang bersaing.

5.  Langkah Melakukan Evaluasi Kualitas Produk

Berikut ini beberapa langkah yang bisa diambil perusahaan dalam melakukan evaluasi produk,antara lain :

a. Evaluasi pada kualitas produk,yai41tu dengan melakukan pengendalian mutu atau quality control,mencari cacat produk dan segera melakukan perbaikan.Pengendalian kualitas produk dilakukan yaitu dengan cara mengidentifikasi kerusakan produk,mencari penyebab kerusakan dan usaha untuk melakukan perbaikan. Perusahaan perlu menentukan standar kerusakan produk maksimal dua persen.

b. Evaluasi terhadap persepsi karyawan.Mengevaluasi persepsi karyawwan dan para manajer terhadap kualitas juga mengevaluasi tingkat komitmen para karyawan dan manajer terhadap kualitas.

c.     Evaluasi tingkat kerusakan produk.Evaluasi ini dilakukan untuk mencari penyebab terjadinya kerusakan,seperti kualitas bahan yng digunakan tidak sesaui dengan standar,keteledoran karyawan yang disebabkan kurangnya pengawasan atau mesin yang sudah tidak layak pakai.

     Setelah diperoleh hasil dari analisis tersebut dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap strategi bisnis perusahaan yang telah mecanangkan kebijakan mutu barang yang dihasilkan oleh perusahaan,termasuk kebijakan tingkat kerusakan barang.

Minggu, 10 Oktober 2021

Menganalisis Perencanaan Produksi Massal

Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Kegiatan menambah dayaguna sebuah benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan produksi jasa, sedangkan kegiatan menambah dayaguna sebuah benda dengan mengubah sifat dan bentuknya disebut produksi barang.   

Produksi  massal  adalah  nama  yang  diberikan  kepada  sebuah  metode memproduksi barang dalam jumlah besar dengan biaya yang rendah per unitnya. Walau harganya  yang murah tidak berarti dengan kualitas rendah. Sebaliknya diproduksinya barang dalam jumlah yang besar telah distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama.

Menurut Amstrong dan kotler (2009)Mass Production atau produksi massal adalah kemampuan untuk menyediakan produk dalam skala masal yang didesain secara individual dan dikomunikasikan untuk dipertemukan dengan kebutuhan setiap pelanggan.

Produksi masal biasanya terdiri atas :

  1. Bangunan pabrik
Description: Hasil gambar untuk bangunan pabrik
  • Peralatan (equipment)
Description: Hasil gambar untuk peralatan pabrik
  • Perkakas (tools)
Description: Hasil gambar untuk perkakas pabrik adalah
  1. Ciri-ciri utama produksi masal :
    a. Adanya standard yang jelas dalam proses produks
    b. Memiliki mesin yang bisa memproduksi secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak.
    c. Semua alur produksi bisa berjalan seimbang.
    d. Waktu produksi reatif singkat.
    e. Dalam penggunaan bahan baku sudah berjalan secara otomatis
    d.Kemudahan dalam, kontrol produksi
  2. Keuntungan dan kekurangan produksi masal
    1. Keuntungan :
    – Akurasi dan otomatisasi tinggi
    – Kurang biaya tenaga kerja
    – Tingkat produksi cepat
    – Biaya per unit murah
    2. Kekurangan :
    – Sumber daya yang terbuang (jika ada kesalahan pada mesin atau kesalahan desain produk)
    – Tidak ada jaminan (tidak ada jaminan produk akan seluruhnya terjual)
    – Ada biaya bahan baku tambahan untuk merancang desain produk
    – Kurang beragam
    – Memerlukan banyak investasi untuk membeli mesin
  • Penerapan Produksi Massal

Perusahaan yang ingin bertahan di era kompetisi yang sengit harus mempunyai produk berkualitas dengan harga yang bersaing hal ini disebut ecomomic scale atau skala ekonomi, semakin baik perusahaan menciptakan produk dengan skala ekonomis, semakin kuat bersaing di pasaran. Untuk mendapat harga yang baik perusahaan biasanya menekan biaya produksi dengan cara :

  1. Mengurangi biaya bahan baku dengan membeli bahan baku dengan jumlah besar untuk mendapatkan potongan harga
  2. Membeli mesin-mesin yang lebih canggih dengan tingkat efisiensi tinggi
  3. Menambah kapasitas produksi

Dalam melakukan kegiatan produksi dan operasi yang efektif dapat dilakukan dengan cara :

  1. Mengurangi biaya produksi
  2. Meningkatkan mutu/kualitas produk
  3. Segera merespon permintaan
  4. Memungkinkan inovasi produk
  5. Mempercepat produksi produk
  6. Rancangan Produksi Massal

Terdapat  5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:

1.  Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar  dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

2.  Biaya Produk

Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3.  Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,

menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4.  Biaya Pengembangan

Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5.  Kapabilitas Pengembangan.

Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.

Proses produksi masal pada umumnya memproduksi kumpulan-kumpulan produk dalam jumlah besar dengan mengikuti serangkaian operasi yang sama dengan produk sebelumnya, sehingga proses ini sering disebut sebagai repetitive process. Tahapan produksi masal yaitu :

  1. Perencanaan Produksi masal

Perencanaan adalah tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai dengan periode dan waktu yang direncanakan. Perencanaan produksi adalah perencanaan dan pengorganisasian mengenai pekerja, bahan,mesin, dan peralatan serta modal yang diperlukan untuk memproduksi barang dengan suatu metode tertentu sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dalam penyusunan proses produksi masal harus memperhatikan :

  1. Karakter produk itu sendiri
  2. Tingkat kesulitan produk itu sendiri
  3. Banyaknya permintaan
  4. Komponen dan bahan yang harus disipakan
  5. Tata cara urutan pengerjaan produk, pembagian kerja dan lamanya pekerjaan
  6. Biaya produksi yang diperlukan

Perencanaan produksi memiliki tujuan sebagai langkah awal untuk menentukan aktivitas produksi dan sebagai masukan rencana sumberdaya.

Rancangan produksi masal yang biasanya dikerjakan perusahaan yaitu :

  1. Mengidentifikasi produk yang akan dibuat
  2. Mengidentifikasi alat (mesin) dan bahan yang dibutuhkan
  3. Mengidentifikasi tenaga kerja dan soft skill
  4. Menyusun urutan kerja, pembagian kerja, perintah kerja, dan target waktu pengerjaan
  5. Menyusun/menata denah/lokasi atau pengerjaan produk
  6. Menyiapkan alat dan bahan terkait
  7. Memulai proses produksi sesuai standard an proseur yang telah ditetapkan
  8. Memperhatikan keselamatan dan standar kerja
  9. Memulai sesuai alur kerja dari awal sampai akhir
  10. Mengemas produkakhir

Proses persiapan alur atau skema/bagan dalam produksi masal terdiri atas kegiatan :

  1. Penjadwalan waktu; Berapa lama waktu yang dikerjakan untuk menyelesaikan produk tersebut
  2. Pemilihan peralatan; Peralatan apa saja yang dibutuhkan dalam membuat produk tersebut
  3. Pengerjaan dengan perkakas; Cara, strategi dan metode pengerjaan produk tersebut seperti apa, bagaimana metodenya
  4. Mobilisasi personalia; Berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan dan bagaimana cara kerjanya
  5. Pembelian material; Menyiapkan bahan baku dan pendukungnyaserta bahannya seperti apa, bagaimana kriteria bahan bakunya
  6. Pembagian pekerjaan; Pembagian kerja setiap bagian/orang dan berapalama waktu yang dibutuhkan serta tahapan perakitan produknya bagaimana

Perencanaan produksi dan pengontrolan (Production planning and controlling)

a.  Routing

Routing adalah menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses produksi dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir. Di dalam menentukan urutan-urutannya, harus sudah termasuk penyusunan alat-alat yang akan dipergunakan.

b.  Scheduling

Scheduling adalah menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi proses produksi yang disenergikan sebagai suatu kesatuan. Dari scheduling, nantinya akan dapat diketahui dan diawasi penggunaan waktu pada setiap saat pemrosesan produksi, sesuai dengan urutan-urutannya.

c.  Dispatching

Dispatching adalah menetapkan dan menentukan proses pemberian perintah untuk mulai melaksanakan operasi proses produksi yang sudah direncanakan di dalam routing dan scheduling.

d.  Follow-up

Follow-up adalah menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi penundaan dan mendorong terkoordinasinya seluruh perencanaan operasi proses produksi.

  • Tahap perencanaan produksi masal :
  1. Tahap desain awal

Pada tahap ini suatu perusahaan sudah menentukan desain awal produk yang berupa desain spesifikasi dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk yang dibuat nantinya.

  • Tahap desain produk

Pada tahap ini perusahaan sudah dapat menentukan design dari suatu produk yang dapat berupa gambaran dari produk tersebut seperti bentuk, warna, ukuran, dan lainnya dengan tepat.

Description: Hasil gambar untuk contoh desain produk mobil
  • Tahap cara pembuatan

Pada tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan harus menentukan urutan proses pembuatan suatu barang, tempat untuk bekerja yang tepat, dan segala macam peralatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang tersebut

Description: 6-infographic-TireManufacturingProcess-140303
  • Tahap pembuatan

Pada tahap ini perusahaan mulai memproduksi barang yang diinginkan dan memodifikasi lebih lanjut barang yang sedang dibuat tersebut. Proses pembuatan barang harus disesuaikan dengan design, memiliki kualitas yang terbaik, dan peralatan mesin yang tersedia.

Description: Hasil gambar untuk pabrik pembuatan komputer

Minggu, 03 Oktober 2021

Bahaya Listrik dan Pencegahannya

Bahaya Listrik | Listrik adalah energi yang banyak dipakai baik dikilang, maupun dilingkungan perumahan. Energi listrik ini didapatkan dari adanya gerakan perpindahan partikel-partikel bermuatan atau bila ada gerakan relative antara penghantar dan medan magnit yang akan menimbulkan tegangan pada penghantar itu, dan tegangan listrik inilah yang kemudian didistribusikan ke pemakai.


Bahaya - bahaya dari listrik


Bahaya Listrik | Energi listrik jelas dibutuhkan pada saat ini, tetapi selain memberikan manfaat juga mempunyai potensi yang dapat membahayakan peralatan dan kita sendiri seperti :


Kebakaran

Energi listrik menimbulkan panas, dan apabila panas ini berlebihan mengakibatkan isolasi dari kabel listrik menjadi rusak yang bahkan akan timbul api yang dapat menjadi kebakaran. Kita tahu bahwa kilang PT Badak adalah kilang pencairan gas alam yang punya resiko terjadinya kebocoran gas yang mengarah kepusat-pusat distribusi listrik (MCC) atau terminal-terminal listrik yang bisa berakibat kebakaran / peledakan yang diakibatkan adanya potensi terjadinya percikan api .


Peledakan

Pusat-pusat distribusi listrik seperti di SWGR & MCC semua breaker / kontaktor sudah dirancang untuk dapat mengatasi jika terjadinya kelebihan beban ataupun short circuit. Tetapi oleh sesuatu hal dapat terjadi ledakan pada breaker kontaktor ini yang disebabkan oleh cara pengoperasian yang salah , misalnya :


Breaker/kontaktor motor di MCC 4160 Volt ini jenisnya tidak boleh di Switch Off pada keadaan masih ada beban ( Do not open under load).


Radiasi

Unit-unit pembangkit listrik (generator) atau distribusi listrik tegangan tinggi sudah pasti ada radiasi yang diakibatkan oleh arus induksi dari kawat penghantarnya.


Sampai saat ini efek radiasi listrik terhadap sel-sel penting dalam tubuh manusia masih diperdebatkan oleh para pakar kelistrikan apakah berbahaya atau tidak.


Kematian

Jika seseorang terkena sengatan arus listrik, maka orang itu hanya mampu bertahan sekitar + 3 menit dengan besarnya arus listrik yang mengalir ditubuhnya sebesar 0.40 Ampere, kemudian tidak dapat ditolong lagi / meninggal .


Bahaya Listrik | Pencegahan dan penanggulangannya :


Kebakaran :

Yakinkan isolasi kabel tidak terkelupas / pecah atau sambungan terminal tidak kendor yang bisa berakibat terjadinya percikan bunga api. Jika mendapati hal-hal yang demikian segera laporkan dan dibuatkan MWO untuk perbaikan.

Apabila menjalankan salah satu motor , kemudian motor tersebut trip kembali sebaiknya hanya kita lakukan maximum 2 kali untuk meresetnya dan segera kita informasikan E/S Crew untuk mengecek / memperbaikinya.

Apabila terjadi kebakaran segera isolasi daerah yang terkena dan gunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai untuk memadamkannya.

Peledakan :

Yakinkan dulu jenis breaker / kontaktor yang akan kita switch off dan apabila dikehendaki harus menyetop dulu motor nya dari breaker / kontaktornya.


Radiasi :

Menurut pakar kelistrikan yang setuju bahaya radiasi listrik , batas aman bagi kita pada jarak + 3 meter dan berada selama 4 jam terus menerus pada lingkungan yang terjangkau radiasi.


Kematian :

Jangan mencoba memegang kabel listrik terbuka, jika kabel itu masih dialiri listrik.

Harus mematikan sumber arus listriknya apabila ada Maintenance Crew akan bekerja pada peralatan listrik. (Lo-To)

Tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan terkena sengatan listrik:


Jika mungkin putuskan aliran listrik.

Apabila aliran listrik tidak dapat diputuskan, gunakan potongan kayu atau tali untuk memindahkan sikorban kecelakaan.

Bila pernapasan korban terhenti berikanlah penapasan buatan dan bila jantungnya berhenti lakukan pijatan kearah jantung dan lanjutkan tindakan ini sampai bantuan kesehatan datang.

Minta bantuan seseorang untuk mendapatkan bantuan pertolongan pertama dokter / ambulance.

Bahaya Listrik | Telah kita sadari bersama bahwa semua jenis pekerjaan mempunyai resiko terjadinya kecelakaan yang dapat merusakkan peralatan dan bahkan melayangnya jiwa seseorang, oleh sebab itu mengetahui sebab dan akibat serta bahaya yang ditimbulkan dari suatu system atau peralatan sangatlah diperlukan.


Sebelum bekerja persiapkan hal-hal sebagai berikut:


Siapkan alat kerja yang kondisinya baik dan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

Periksa lokasi tempat kerja apakah terdapat bahaya yang mengancam keselamatan para pekerja dan kemungkinan kerusakan pada peralatan.

Pergunakan peralatan perlindungan diri yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.

Lakukan pembinaan team work yang baik agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan lancar.

Lakukan safety talk yang tujuannya agar para pekerja terhindar dari kecelakaan.

Semoga Bermanfaat, Salam Safety!

Menentukan Pengujian Kesesuaian Fungsi Prototype Produk Barang/Jasa

 Proses Pengujian Produk Baru

Pengujian produk baru bertujuan untuk memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang sukses produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan untuk produk, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan dipakai untuk memperkenalkan produk dipasar. Secara umum, terdapat 4 (empat) kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu sebagai berikut:

          

1. Technical Testing (Pengujian Teknis)

Yaitu dengan cara membuat prototipe yang merupakan approximation (perkiraan) produk akhir. Pengujian atas kinerja produk prototipe dapat menghasilkan sejumlah informasi penting tentang product shelf life (usia pajang produk), tingkat keusangan produk, masalah yang timbul dari pemakaian atau konsumsi yang tidak seharusnya, potensi kerusakan yang memerlukan penggantian, dan jadwal pemeliharaan yang tepat. Masing-masing dari jenis informasi tersebut dapat mempunyai dampak biaya terhadap pemasaran produk.



2. Pengujian Preference and Satisfaction Testing (Preferensi dan Kepuasan)

Dipakai untuk menetapkan elemen-elemen yang akan dirancang dalam rencana pemasaran serta untuk membuat tafsiran penjualan awal produk baru. Secara umum terdapat dua cara utama yang dibutuhkan dalam tipe pengujian ini, yaitu pertama meminta konsumen untuk menggunakan sebuah produk selama jangka waktu tertentu, dan kemudian mereka diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan preferensi serta kepuasan mereka.Kedua, melaksanakan "blind test" yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau produsennya. Pada dasamya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah manfaat pokok, antara lain sebagai berikut:

a) Uji preferensi aktual dan uji teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.

b) Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat pada pembatalan peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.

c) Meskipun penerimaan pasar atas produk baru ditentukan oleh semua elemen program pemasaran, tetapi berbagai kasus menunjukkan bahwa skor yang tinggi dalam dimensi kinerja produk menggambarkan bahwa ide produk yang bersangkutan sebaiknya dilanjutkan pada tahap pengembangan produk baru selanjutnya.

d) Uji preferensi pada umumnya dapat memberikan signal awal terbaik terhadap kemungkinan terjadinya kanibalisasi produk.


3. Simulated Test Markets atau Laboratory Test Markets (Pengujian Pasar Simulasi)

Yaitu prosedur riset pemasaran yang dibuat untuk memberikan gambaran yang murah dan cepat tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, dan LITMUS.



4. Test Markets (Pengujian Pasar)

Yaitu perusahaan akan menawarkan sebuah produk untuk dijual diwilayah pasar terbatas yang sebisa mungkin dapat mewakili keseluruhan pasar dimana produk itu nantinya akan dijual. Secara prinsip, terdapat perbedaan yang signifikan antara metode pengujian pasar untuk produk konsumen dan produk bisnis/industrial. Didalam pengujian produk konsumen, perusahaan akan berusaha mengestimasi empat variabel, yakni product trial (percobaan produk), first repeat (pengulangan pembelian pertama), adopsi produk, serta frekuensi pembelian. Tentunya perusahaan menginginkan bahwa semua variabel-variabel tersebut menunjukkan tingkat yang tinggi. Metode pokok untuk menguji pasar produk konsumen, adalah sebagai berikut:


a) Sales Wave Research

Dalam metode sales wave research, konsumen yang pada awalnya mencoba sebuah produk secara gratis ditawarka lagi produk tersebut atau produk pesaing, dengan harga yang lebih murah. Kemudian perusahaan akan memperhatikan berapa kali konsumen memilih produk perusahaan serta tingkat kepuasan mereka. Metode ini juga mencakup usaha untuk mempresentasikan pada konsumen satu ataupun beberapa konsep iklan dalam bentuk kasar untuk mengamati dampaknya terhadap pembelian ulang.


b) Simulated Test Marketing

Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified dipusat pertokoan ataupun tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka, berhubungan dengan awareness dan preferensi mereka terhadap berbagai merek pada jenis produk tertentu. Mereka bisa saja diundang untuk menyaksikan iklan singkat, termasuk didalamnya yang sudah terkenal ataupun yang masih baru. Lalu dalam penayangan iklan tersebut disisipkan iklan produk baru. Kemudian konsumen akan diberi sejumlah uang lalu diminta untuk datang ke sebuah toko khusus dimana mereka bisa membelanjakan uang yang sudah diberikan tersebut sesuai kebutuhan.


Perusahaan lalu mengamati dan memperhatikan jumlah konsumen yang membeli merek baru dan merek pesaing. Data ini akan memberikan gambaran tentang efektivitas iklan mereka atas iklan pesaing. Konsumen lalu diminta mengutarakan alasan-alasan mereka membeli ataupun tidak membeli. Lalu kemudaian beberapa minggu setelah itu mereka akan diwawancarai kembali melalui telepon untuk menentukan sikap mereka atas produk tersebut, kepuasannya, penggunaannya, dan minatnya untuk membeli kembali, dan ditawari kesempatan untuk membeli kembali produk yang bersangkutan.


c) Controlled Test Marketing

Metode ini memungkinkan perusahaan untuk menguji pengaruh faktor dalam toko dan iklan terbatas pada perilaku pembelian konsumen tanpa harus melibatkan konsumen itu sendiri secara langsung. Sampel konsumen akan diwawancarai untuk mendapatkan kesan mereka terhadap produk yang bersangkutan. Perusahaan tidak harus memberikan potongan penjualan, memakai wiraniaga mereka sendiri, atau`membeli jaringan distribusi. Tetapi metode ini tidak dapat memberikan informasi tentang cara membujuk distributor agar mau menjual produk baru perusahaan.


d) Test Markets

Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi yang sama dengan yang nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya akan bekerja sama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana wiraniaga perusahaan nantinya akan mencoba membujuk para distributor agar bersedia untuk menjual produk perusahaan. Perusahaan melakuan promosi dan periklanan sama dengan yang akan dilaksanakan dalam pemasaran secara nasional. Biaya yang nantinya dibutuhkan tergantung pada jumlah kota, lama pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.


Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, diantaranya adalah memberikan prediksi yang dapat diandalkan tentang penjualan dimasa yang akan datang, pengujian awal terhadap rencana pemasaran, mengetahui kekurangan produk, mendapat gambaran berbagai masalah potensial dalam jaringan distribusi, dan mendapat pemahaman lebih baik mengenai perilaku berbagai segmen pasar.

Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya bervariasi tergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal dan memakai teknologi baru pada umumnya menjalani pengujian Alpha dan Beta. Pengujian Alpha ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja, rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil pengujian alpha baik, maka perusahaan akan melanjutkannya dengan melakukan pengujian Beta dengan mengundang para konsumen potensial agar dapat melaksanakan pengujian secara rahasia ditempat mereka sendiri.


Metode uji pasar lainnya ialah memperkenalkan produk bisnis baru dalam pameran dagang. Produk baru industrial juga dapat diuji ditempat pajangan distributor atau dealer. Cara lain yang bisa ditempuh ialah uji pemasaran, dimana perusahaan membuat pasokan produk dengan jumlah terbatas dan diserahkan pada wiraniaga untuk dijual didaerah geografis yang terbatas dengan dukungan katalog, promosi, dan sebagainya. Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja yang mungkin terjadi dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan informasi yang lebih lengkap dalam memutuskan komersialisasi produk yang bersangkutan.